Pages

November 20, 2010

telat, telat, telat

Menengok ke belakang tanpa penyesalan. 

Sounds great. Tapi pelaksanaannya, susahnya minta ampun naudzubillah min dzalik. Pasti ada aja yang salah. Memang ga mungkin ga ada yang salah, tapi kalau kesalahannya itu-itu juga, gondok ga sih? Ngerasa bodoh ga sih?

To make mistakes is to be human. Tapi rasanya kesalahan gue sebagian besar diakibatkan ke-telatmikir-an alias ketelmian diri gue sendiri. Gue takut loh, jujur, sifat telmi ini bakal kebawa sampai tua nanti. Mending kalo cuma berakibat ke diri sendiri. Bayangin dong, kalo gue jadi dokter dalam keadaan gawat darurat dan sifat telmi ini masih nempel? Mau dibayar pake nyawa orang? The future freaks me out, really.

Ini abstrak ya. Gue juga bingung gimana menuliskannya.

Hmm, contoh deh. Gue seneng banget liat orang-orang yang gue sayangi sukses. I do, from the bottom of my heart. Dan mereka akan membuat gue berpikir, kenapa dulu gue ga melakukan hal yang sama? Atau, yang paling sering muncul di benak, "Kenapa baru sekarang gue punya mindset begini? Kenapa dulu cupet?". Perasaan kayak gini ga terjadi sekali doang loh pada gue, it happens all the time. SMP, SMA, kuliah, gue selalu merasakan yang sama pas flashback masa lalu. Lalu muncul pikiran, "ah shit, dulu gue bego banget ga ngambil ini, dulu gue cupu banget ga ngerti itu". 

It's just that, sometimes (many times) I'm too blind or perhaps too stupid to see a good chance. Gue jadi bingung, apa karena gue bergaul dengan orang-orang yang kurang berani atau malas untuk 'think-out-of-the-box'? Rasanya sangat tidak dewasa kalo gue menyalahkan pergaulan. Selama kita punya prinsip kuat, ga ada yang bakal bisa menjerumuskan kita.

Biasanya kalo gue nulis sesuatu itu ada kesimpulan berupa suatu kalimat atau paragraf yang membangun, yang menggambarkan solusi dari uneg-uneg gue. But frankly, right now even the slightest idea just seem all blur to me.

Haqqul yakin, 90% yang baca akan merasa tulisan gue abstrak, sebagian merasa gue galau, sebagian, yah mungkin ada yang merasa senasib?

Makin ga paham sama pikiran sendiri. Mungkin si otak memang harus istirahat biar ga makin telmi. Night all.

November 10, 2010

55 tahun yang lalu

"Merdeka atau Mati!"
- Bung Tomo, Surabaya, 10 November 1945 -

Selamat Hari Pahlawan Nasional :)